Pesantren sebagai tempat menimba ilmu agama Islam terkadang dianggap sebagai tempat yang penuh batasan dan kakau bagi sebagian generasi muda.
Namun sebuah film akan mengangkat sisi romantisme dari kehidupan remaja di pesantren dengan Cahaya Cinta Pesantren oleh produser ustaz Yusuf Mansyur.
“Sebenarnya ada hal yang berbeda ketika saya memutuskan untuk bergabung dalam film Cahaya Cinta Pesantren ini. Karena dalam film ini saya diharuskan berjilbab dan menjadi orang Batak,” kata Yuki Kato yang ikut berperan dalam film tersebut, saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Senin, 25 Januari 2016, seperti dilansir Republika Online.
“Hal yang paling membuat saya kesulitan adalah bagaimana menyelaraskan kehidupan pribadi saya ini sehari-hari dan masuk ke dalam lingkungan pesantren yang serba terprogram. Tapi ketika akhirnya aku belajar pakai jilbab aku pun merasa nyaman saat melakukan adegan itu,” ungkap Yuki.
Wanita yang lahir di Malang, 2 April 1995 itu mengakui banyak yang bisa dipelajarinya tentang bagaimana bisa bertahan dengan segala aturan yang berlaku di pesantren. Salah satunya adalah nilai kerukunan dan toleransi yang harus terus dipupuk selama hidup di pesantren.
“Selama menjalani proses syutingnya di salah satu pesantren yang ada di Medan aku belajar banyak tentang Islam, tentang nilai persaudaraan dan tentang bagaimana bisa menjalin kerukunan antara sesama siswa di pesantren,” ungkap Yuki.
“Dan hal yang pasti, ternyata cinta tak hanya bisa didapat di luar kehidupan pesantren namun di pesantren pun ada yang namanya cinta. Selain itu, aku juga jadi bisa cara membaca Alquran yang baik dan benar,” katanya.
Kesulitan yang dialaminya dalam proses syuting adalah bagaimana dirinya harus beradaptasi dengan budaya Batak. Bahkan untuk bisa melafalkan dialek orang batak, Yuki Kato mengaku harus belajar sama orang yang tingal di sana.
“Yang jadi kesulitan selain harus mempelajari Islam adalah bagaimana aku harus masuk dalam karakterku sebagai orang Batak yang berdialek pake bahasa Batak,” kata gadis keturunan Jepang-Indonesia itu.
“Dan ternyata setelah aku belajar meski sama-sama orang Batak dialeknya pun ternyata ada yang berbeda-beda, dan itu jadi PR (pekerjaan rumah) buat aku bagaimana bisa melafalkan dialek orang Batak. Karena selama ini aku hanya mendalami bahasa Jawa dan Bali saja.”
Dalam film Cahaya Cinta Pesantren itu, Yuki Kato berperan sebagai Shila, seorang anak nelayan yang memiliki keterbatasan biaya untuk bersekolah.
Usai dirinya dinyatakan tak lulus di SMA Negeri, Yuki harus menjalani kehidupannya di sebuah pesantren di mana dirinya akhirnya bertemu dengan Manda yang diperankan Febby, salah satu perseonel group vokal Blink.
Dalam kelanjutan ceritanya, Shila yang tak betah dengan ketatnya pertaturan pesantren lalu mengambil keputusan untuk kabur bersama Manda. Namun takdir kembali membawanya kembali ke pesantren.
Sebagai gadis belia dan mulai puber, Shila pun lantas berurusan dengan yang namanya cinta, saat dia jatuh hati dengan kakak kelasnya, Rifqy, yang diperankan Fachri Muhammad.
Dari situlah konflik Shila bermula karena sahabatnya ternyata juga menyukai orang yang sama.
Selain Yuki, ada sejumlah artis lain seperti Tabah Penemuan, Zee Zee Shabab ,dan artis senior Elma Theana dalam film karya Fulframe Picture Indonesia itu.
sumber : santrinews.com
0 Response to "Kehidupan Pesantren Diangkat dalam Film Cahaya Cinta Pesantren"
Post a Comment